TKW Ponorogo Menuju Ratu Narkoba Internasional

akirashibas.com-PAR alias Dewi Astutik (lahir sekitar tahun 1983–1985 di Probolinggo, Jawa Timur)
memang awalnya bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) atau Pekerja Migran Indonesia di Kamboja sejak sekitar tahun 2018–2019.
Ia berangkat secara legal melalui PJTKI dengan visa kerja biasa, bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) di Phnom Penh.
Namun setelah beberapa waktu, ia terlibat dalam dunia perjudian daring (kasino online) yang saat itu sedang marak di Kamboja
(terutama di Sihanoukville), lalu naik jabatan menjadi “bos” atau pengelola operasional kasino online ilegal yang menargetkan korban di Indonesia.
Kasusnya kemudian terungkap pada 2023–2025 karena ia menjadi buronan Interpol Red Notice atas kasus TPPO (perdagangan orang),
penipuan, dan perjudian daring dengan kerugian korban mencapai ratusan miliar rupiah.
.Jadi benar, perjalanan PAR/Dewi Astutik memang
ringkasan sepak terjangnya
atar Belakang: Dewi Astutik berasal dari Ponorogo, Jawa Timur. Sebelum di Kamboja, ia pernah menjadi TKW di Taiwan dan Hong Kong
Keterlibatan Narkoba: Keterlibatannya dalam bisnis ilegal dimulai setelah ia bertemu dengan seorang warga negara Nigeria berinisial DON,
yang disebut sebagai “godfather” atau mentornya dalam peredaran narkoba.
Status Buronan: Ia menjadi buronan internasional setelah BNN mengungkap keterlibatannya dalam penyelundupan 2 ton sabu senilai sekitar Rp 5 triliun di perairan Karimun, Kepulauan Riau, pada Mei 2025